Penerimaan Mahasiswa Baru | Seleksi Model “Test Center” Mulai Dirinti
Senin 15/1/2018 | 05:07
Foto : ISTIMEWA Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir. |
Ke depan, proses seleksi akan lebih melihat potensi akademik dan kemampuan seseorang.
JAKARTA – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi (Kemristekdikti) mewacanakan model penerimaan mahasiswa baru
melalui Pusat Layanan Tes (“Test Center”) di 2019. Model baru ini akan
menggantikan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur tulis atau Seleksi
Bersama Mahasiswa Perguruaan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti),
Mohamad Nasir, menyatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan jumlah
peserta SBMPTN dengan metode Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di
2018.
Menurut Nasir, UTBK ini akan menjadi embrio model penerimaan
mahasiswa baru melalui “Test Center” yang akan diterapkan mulai tahun
depan.
Pusat Layanan Tes ini merupakan salah satu terobosan yang akam
menitikberatkan pada penggalian potensi akademik calon mahasiswa.
“Selama ini kan model SBMPTN selalu ujian tulis, dan sangat tinggi
risiko kebocoran soal, dan mata uji yang diujikan belum tentu pas,” kata
Nasir, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Ke depan, kata Nasir, proses seleksi akan lebih melihat potensi
akademik dan kemampuan seseorang. “Kadang saat anak di sekolah SMA, dia
anaknya kurang rajin karena terbatas oleh fasilitas sekolahnya, ada anak
SMA fasilitasnya lengkap tersedia semuanya. Ini kan hasil SBMPTN-nya
pasti akan beda,” jelasnya.
Padahal, menurut Nasir, kemampuan akademiknya sangat mungkin sama.
“Nah, ‘Test Center’ inilah yang akan menggantikam agar sistem tes
seleksinya tidak seperti SBMPTN ini lagi,” terangnya.
Dengan begitu, Nasir berharap seleksi masuk PTN tahun depan hanya ada
SNMPTN dan menghapus model SBMPTN. Model seleksi di “Test Center” ini
tidak hanya dibuka satu kali dalam setahun, namun sepanjang tahun. “Ya
dengan diterapkan ya sistem ini, maka SBMPTN rencananya dihapus tahun
depan, harapan saya jadi hanya ada SNMPTN saja,” tambahnya.
Ketua Panitia SNMPTN /SBMPTN 2018, Ravik Karsidi mengatakan dengan
model “Test Center” memungkinkan siswa untuk mengikuti tes PTN lebih
dari satu kali. “Penyelenggaraannya bisa lebih dari dua kali, mulai
semester 5 ketika siswa sudah yakin maka boleh masuk test center ini,”
papar dia.
“Pada prinsipnya, kata Ravik, keberadaan “Test Center” akan memberi
kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan tes seleksi,” katanya.
Secara terpisah, pemerhati pendidikan, Totok Amin Soefijanto,
berpendapat seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebaiknya
dilakukan oleh lembaga independen.
“Melalui lembaga yang independen lebih adil bagi calon mahasiswa.
Mereka tes beberapa kali, sementara dari sisi perguruan tinggi dapat
mengukur kompetensi dengan lebih akurat,” ujar Totok Amin Soefijanto
yang pemerhati pendidikan dari Universitas Paramadina.
Menurut Totok, dengan lembaga independen yang melakukan tes maka sama
seperti seleksi calon mahasiswa di Amerika Serikat, yang menggunakan
skema SAT Reasoning Test atau SAT yang dilakukan lembaga independen.
Totok mengatakan selama ini penerimaan mahasiswa baru di Tanah Air,
belum berdasarkan tes minat dan bakat, serta kompetensi dasar untuk
bidang studi yang dituju.
Kegiatan SNMPTN
Dalam kesempatan tersebut, Menristekdikti meluncurkan secara resmi
dimulainya kegiatan SNMPTN) dan SBMPTN) tahun 2018. Mulai hari ini,
Sabtu (13/1) sekolah sudah mulai dapat mengisi Pangkalan Data Siswa dan
Sekolah (PDSS) untuk mengikuti seleksi di jalur SNMPTN. Tahun ini jalur
penerimaan mahasiswa baru masih dilakukan melalui SNMPTN, SBMPTN, dan
Seleksi Mandiri.
Jalur SNMPTN, yaitu seleksi berdasarkan hasil penelusuran prestasi
dan portofolio akademik siswa yang bersumber dari Pangkalan Data Sekolah
dan Siswa (PDSS). Sedangkan SBMPTN, seleksi berdasarkan hasil ujian
tertulis dengan metode Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) atau Ujian
Tulis Berbasis Komputer (UTBK), atau kombinasi hasil ujian tulis dan
ujian keterampilan calon mahasiswa.
Sementara, Seleksi Mandiri, yaitu seleksi yang diatur dan ditetapkan
oleh masing-masing PTN dan dapat memanfaatkan nilai hasil SBMPTN.
“Jumlah komposisi daya tampung pada setiap program studi PTN untuk
ketiga jalur tersebut masih sama dengan tahun lalu. Di mana distribusi
untuk SNMPTN paling sedikit 30 persen, SBMPTN paling sedikit 30 persen,
dan seleksi Mandiri paling banyak 30 persen,” pungkas Nasir. cit/E-3
sumber : http://www.koran-jakarta.com/2019--sbmptn-akan-dihapus/
Tags
Tidak ada komentar:
Posting Komentar